Belakangan ini saya dihadapkan dengan begitu banyak
pelajaran hidup,bukan hanya hidup saya saja, tapi juga bagaimana orang-orang di
sekitar saya menjalani hidupnya sendiri-sendiri. Satu yang saya pikirkan
benar-benar adalah bagaimana kamu harus berani menjadi baik bagi dirimu
sendiri. Bukan berani mencitrakan diri sebagai orang baik, tapi mencoba
setengah mati menjadi orang baik itu.
Belakangan ini saya rindu dengan kedua orang tua saya
yang sedang dikasih rezeki sakit sama Allah SWT. Saya tidak perlu mejelaskan
betapa 'sakit' bisa membuat hidup kita jadi tidak lagi menarik atau berjalan
sangat buruk. Saya sudah mengalaminya sering sekali,hahaha. Dan beberapa waktu
belakangan ini, kebetulan bapak saya pun lagi dikasih rejeki sakit. Walau pun mengharuskan
beliau menginap di rumah sakit. Rumah sakit yang sama, tempat saya pernah
dirawat. Dan jelas saja, itu bukan hal yang menyenangkan. Walau saya tidak
pernah mengeluhkannya pada siapa pun, tapi menginjakkan kaki di tempat itu
bukanlah hal yang saya suka. Karena saya sangat tidak suka rumah sakit. Walau
pun setiap kali ke sana, ada syukur yang saya ucap karena saya selalu bertemu
dengan orang-orang yang jauh lebih malang dari saya kondisi kesehatannya. Tapi
beginilah hidup. Terkadang kita harus menginjakkan kaki ke tempat yang tidak
kita sukai, agar kita bisa sampai ke tempat yang lebih baik. Sayangnya saat ini
saya belum punya muka untuk bertemu beliau.
Saya juga sering mendengar kemalangan orang lain
tentang rasa sakit dan penderitaan mereka lewat social media salah satunya. Ini
membuat saya sadar,betapa mahalnya kesehatan.
Kalau kalian tahu saya,pasti sangat faham club bola
kesayangan saya saat ini sedang berada di puncak.hehehe,tapi saat ini saya
sedang tidak ingin membahas kiprah dan prestasi club tersebut,tapi bagaimana kontrubusi
saya dan mungkin para pecinta club bola tersebut untuk manusia lain nya.
Tapi satu hal yang pasti; ketika kamu meninggal orang
tidak akan pernah mengingat sebanyak apa harta yang berhasil kamu kumpulkan,
tapi seberapa banyak waktu juga kasih sayang yang sudah bersedia kamu bagi
sepanjang hidupmu—untuk mereka yang berada di sekelilingmu. Ini mungkin terbaca
klise sekali, tapi saya bukanlah sedang bicara soal hidup miskin jauh lebih
baik dari hidup berkecukupan. Saya sedang mencoba mengatakan bahwa hidup
berkecukupan, bukanlah hidup yang harus diisi dengan limpahan barang yang
sebenarnya tidak begitu berguna untuk mengisi kebahagiaan kita.
“juventini for care” yup ini semacam komunitas tapi khusus untuk social.yang terpenting akun ini menggerakkan mereka-mereka untuk ikut melihat dan membantu sesama.Tapi setahu saya akun ini membuat saya pun tergerak
untuk saling membantu sesama. Saya tidak pintar dalam ilmu water rescue,mungkin
hanya sedikit ilmu tentang mountainering dan rescue,saya tidak pintar dalam
ilmu mencari korban dalam rescue :) tapi saya bersedia melakukan apapun dengan ilmu dan
pengetahuan yang saya bisa untuk berguna bagi orang-orang disekitar saya. Ah apalah saya ini kalau dikatakan relawan :)
Juventini For Care focus untuk kegiatan social,selain
bencana alam,akun tersebut mengindikasikan untuk membantu saudara-saudara kita
yang sedang sakit,seperti penderita kanker,jantung,atau pun pemenuhan kebutuhan
darah bagi yang membutuhkan.
Saya tidak tahu persisnya tapi saya mengenal
orang-orang hebat didalamnya,dan semoga tetap iqtiqomah dengan misi dan visi
membantu mereka-mereka walau hanya lewat social media karena team nya yang
tersebar di beberapa kota di indonesia.
Agama saya mengajarkan saya untuk mencintai anak
yatim,agama dimanapun pasti juga sama,harus bisa bermanfaat untuk orang lain. Allah-nya
saya, paling benci sama manusia yang merasa lebih beriman dari manusia lain.
Rosul saya Muhammad selalu berpesan, kalau mau hidup tenang, maka urusan dunia
lihatnya ke bawah, sedang urusan ibadah lihatnya ke atas. Saya senang dengan
urusan memberi daripada menerima heheheh kalau saya.
Berlaku di agama apa pun sih sepertinya, teman saya
yang beragama lain tapi patuh sama Tuhan-Nya juga kece badai semua kok. Kalau
lagi liat time line acara lelang amal untuk yang membutuhkan itu yang ikut nge
retweet acara lelang amal juga udah kece-kece badai,karena ikut membantu
lelang. Saluttttt....
Saya tidak lah sekaya mereka yang punya uang melebihi
apa yang mereka perlukan. saya memang tidak miskin. Tapi saya tidak lagi
memiliki wajah untuk meminta uang kepada orang tua saya; bila itu hanya untuk
keinginan saya memiliki ponsel terbaru, atau baju baru karena baju yang saya
pakai ya cuma itu-itu saja, atau sepatu baru—karena saya tidak punya sepasang
sepatu yang cukup untuk saya pakai 7 kali bergantian dalam satu minggu.
Tapi satu hal yang pasti; ketika kamu meninggal orang
tidak akan pernah mengingat sebanyak apa harta yang berhasil kamu kumpulkan,
tapi seberapa banyak waktu juga kasih sayang yang sudah bersedia kamu bagi
sepanjang hidupmu—untuk mereka yang berada di sekelilingmu. Ini mungkin terbaca
klise sekali, tapi saya bukanlah sedang bicara soal hidup miskin jauh lebih
baik dari hidup berkecukupan. Saya sedang mencoba mengatakan bahwa hidup
berkecukupan, bukanlah hidup yang harus diisi dengan limpahan barang yang
sebenarnya tidak begitu berguna untuk mengisi kebahagiaan kita.
Saya bukan manusia baik, jauh sekali dari baik. Saya
masih suka membicarakan orang lain, atau masih suka membandingkan hidup saya
sendiri dengan orang di sekitar saya,
Saya sangat bersyukur, karena sampai detik ini saya
tidak pernah berusaha tampak keren, bila hanya untuk bisa dihargai oleh
orang-orang di sekitar saya. Saya tidak perlu pengakuan dari orang-orang yang
merasa hanya pantas bergaul dengan kalangan tertentu saja. Karena saya percaya,
seburuk apa pun hidup saya berjalan, selama saya masih punya Tuhan, maka masih
akan ada sayang yang tersisa untuk saya miliki.Tapi saya salut dengan orang-orang dibalik JFC ini,dikesibukan mereka,beradu argumen antar team,lewat bbm,wa dan line yang mereka share di timeline :) semoga Tuhan gantikan rezeki yang tak terputus untuk mereka yang mempunya ide membentuk Juventini For Care ini.
Kemalangan
yang mereka rasakan bagaimana menurut kalian?
Masih mengeluh
karena macet? Atau karena baru ga jadi nikah? Duhh jadi curhat,hahahah Jadi,
jangan pandai mengeluh. Karena mereka tidak akan membawamu kemana-mana, selain
kepada kemalangan dan kemerosotan iman.
Nikmat rasanya sehat belum tentu bisa mereka rasakan,
Nikmat rasanya melihat hujan walau basah kuyup juga belum tentu mereka rasakan.
Seberapa pun berat
hidupmu, kamu tetap bisa memilih jadi pribadi yang baik. seberapa pun baik
hidupmu, kamu tetap bisa memilih jadi pribadi yang buruk. Menjadi pribadi yang
baik atau buruk itu pilihan. Kamu yang menentukan, bukan orang lain”
Bersyukur
saja, agar Tuhan tidak akan pernah mengambil nikmat itu darimu.
Manusia
itu kuat, bisa kuat karena dia yakin kalau kekuatan Tuhan selalu ada
bersamanya. Yuk kalau mau terus menjadi yang berguna tapi sibuk sama kerjaan
kantor atau urusan lain,cek tl nya @JforCare ya
bayangkan,
karena buta kamu pasti tidak tahu seperti apa warna dunia ini—kecuali hitam
tentu saja. Itu pasti membuatmu lebih sederhana dalam mengambil keputusan
hidup. Tak perlu ada kebingungan saat memilih baju, tak ada kebingungan saat
memilih warna dinding rumah, tak ada persoalan saat memilih wajah dari pasangan
hidup kita. Kamu hanya tahu baju itu nyaman maka kamu pakai. Kamu hanya tahu,
kata orang warna langit itu biru, maka kamu cat dinding rumah dengan warna itu.
Walau dicat dengan warna apa pun, tak akan berpengaruh banyak bagi hidupmu.
Dan
kalau kamu detik ini sangat sehat, bernapas dengan sangat baik dan bisa
tersenyum karena benar merasa bahagia, bersyukurlah. uka mata
lebar-lebar—karena masalah itu datang pada siapa saja. Jangan merasa jadi
manusia paling malang di dunia. Malu lah, malu sama kecoa di kamar mandi yang
nyaris ngga lagi bisa balikin badannya kalo udah tebalik, tapi masih aja tetep
usaha banget buat bisa jalan lagi, masa kamu ngga.
Malulah
sama mereka yang coba survive walau sudah di diagnosa kanker
malulah sama mereka yang mencoba berjualan dijalan,daripada harus mengemis di
per empatan lampu merah. Ada banyak hal untuk bisa membantu mereka kok.tinggal
niatnya saja.
Lihat
berapa ribu warga Indonesia yang mengeluhkan macet tiap harinya di social media? Padahal Tuhan masih
berbaik hati memberi mereka berkah mobil yang nyaman. Atau setidaknya, memberi
mereka berkah untuk menaiki kendaraan umum yang ber-atap. Orang-orang disekitar saya selalu menginspirasi saya.
dan ini keg terakhir jfc yg ikut di keg donasi untuk longsor jemblung banjarnegara |
Kalau pulang dari posko ke purwokerto saya selalu menemukan ibu dan anak yang sedang mengais sampah di tempat pembuangan sampah.pfttt mau ngeluh juga langsung malu sendiri.saya memang kerap sekali mengalami kejadian
macam ini. Ketika saya sedang merasa tidak beruntung, entah bagaimana Tuhan selalu
menegur saya langsung dengan cara-Nya. Bersyukurnya saya :')
Timeline terakhir JFC mereka lagi ngadain donasi untuk bapaknya saudara yogi,yg sedang sakit jantung dan paru-paru :) Kalau ada yang mau donasi atau mau menyumbang,atau apapun deh :) silahkan lagsung contact mereka di 081328128861 atau di 081249549414.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar