Senin, 01 Juni 2015

"Juventini For Care" #SatuJuventiniSatu



Belakangan ini saya dihadapkan dengan begitu banyak pelajaran hidup,bukan hanya hidup saya saja, tapi juga bagaimana orang-orang di sekitar saya menjalani hidupnya sendiri-sendiri. Satu yang saya pikirkan benar-benar adalah bagaimana kamu harus berani menjadi baik bagi dirimu sendiri. Bukan berani mencitrakan diri sebagai orang baik, tapi mencoba setengah mati menjadi orang baik itu.  

Belakangan ini saya rindu dengan kedua orang tua saya yang sedang dikasih rezeki sakit sama Allah SWT. Saya tidak perlu mejelaskan betapa 'sakit' bisa membuat hidup kita jadi tidak lagi menarik atau berjalan sangat buruk. Saya sudah mengalaminya sering sekali,hahaha. Dan beberapa waktu belakangan ini, kebetulan bapak saya pun lagi dikasih rejeki sakit. Walau pun mengharuskan beliau menginap di rumah sakit. Rumah sakit yang sama, tempat saya pernah dirawat. Dan jelas saja, itu bukan hal yang menyenangkan. Walau saya tidak pernah mengeluhkannya pada siapa pun, tapi menginjakkan kaki di tempat itu bukanlah hal yang saya suka. Karena saya sangat tidak suka rumah sakit. Walau pun setiap kali ke sana, ada syukur yang saya ucap karena saya selalu bertemu dengan orang-orang yang jauh lebih malang dari saya kondisi kesehatannya. Tapi beginilah hidup. Terkadang kita harus menginjakkan kaki ke tempat yang tidak kita sukai, agar kita bisa sampai ke tempat yang lebih baik. Sayangnya saat ini saya belum punya muka untuk bertemu beliau.

Saya juga sering mendengar kemalangan orang lain tentang rasa sakit dan penderitaan mereka lewat social media salah satunya. Ini membuat saya sadar,betapa mahalnya kesehatan.
Kalau kalian tahu saya,pasti sangat faham club bola kesayangan saya saat ini sedang berada di puncak.hehehe,tapi saat ini saya sedang tidak ingin membahas kiprah dan prestasi club tersebut,tapi bagaimana kontrubusi saya dan mungkin para pecinta club bola tersebut untuk manusia lain nya.

Tapi satu hal yang pasti; ketika kamu meninggal orang tidak akan pernah mengingat sebanyak apa harta yang berhasil kamu kumpulkan, tapi seberapa banyak waktu juga kasih sayang yang sudah bersedia kamu bagi sepanjang hidupmu—untuk mereka yang berada di sekelilingmu. Ini mungkin terbaca klise sekali, tapi saya bukanlah sedang bicara soal hidup miskin jauh lebih baik dari hidup berkecukupan. Saya sedang mencoba mengatakan bahwa hidup berkecukupan, bukanlah hidup yang harus diisi dengan limpahan barang yang sebenarnya tidak begitu berguna untuk mengisi kebahagiaan kita. 


“juventini for care” yup ini semacam komunitas tapi khusus untuk social.yang terpenting akun ini menggerakkan mereka-mereka untuk ikut melihat dan membantu sesama.Tapi setahu saya akun ini membuat saya pun tergerak untuk saling membantu sesama. Saya tidak pintar dalam ilmu water rescue,mungkin hanya sedikit ilmu tentang mountainering dan rescue,saya tidak pintar dalam ilmu mencari korban dalam rescue :) tapi saya bersedia melakukan apapun dengan ilmu dan pengetahuan yang saya bisa untuk berguna bagi orang-orang disekitar saya. Ah apalah saya ini kalau dikatakan relawan :) 

Juventini For Care focus untuk kegiatan social,selain bencana alam,akun tersebut mengindikasikan untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang sakit,seperti penderita kanker,jantung,atau pun pemenuhan kebutuhan darah bagi yang membutuhkan.
 
keg jfc di solo bersama juventini dan juvedonna solo
Saya tidak tahu persisnya tapi saya mengenal orang-orang hebat didalamnya,dan semoga tetap iqtiqomah dengan misi dan visi membantu mereka-mereka walau hanya lewat social media karena team nya yang tersebar di beberapa kota di indonesia.
 
contoh barang yang dilelang
Agama saya mengajarkan saya untuk mencintai anak yatim,agama dimanapun pasti juga sama,harus bisa bermanfaat untuk orang lain. Allah-nya saya, paling benci sama manusia yang merasa lebih beriman dari manusia lain. Rosul saya Muhammad selalu berpesan, kalau mau hidup tenang, maka urusan dunia lihatnya ke bawah, sedang urusan ibadah lihatnya ke atas. Saya senang dengan urusan memberi daripada menerima heheheh kalau saya.
Berlaku di agama apa pun sih sepertinya, teman saya yang beragama lain tapi patuh sama Tuhan-Nya juga kece badai semua kok. Kalau lagi liat time line acara lelang amal untuk yang membutuhkan itu yang ikut nge retweet acara lelang amal juga udah kece-kece badai,karena ikut membantu lelang. Saluttttt....
 
contoh lelang waktu nge bid :) SERUUU
Saya tidak lah sekaya mereka yang punya uang melebihi apa yang mereka perlukan. saya memang tidak miskin. Tapi saya tidak lagi memiliki wajah untuk meminta uang kepada orang tua saya; bila itu hanya untuk keinginan saya memiliki ponsel terbaru, atau baju baru karena baju yang saya pakai ya cuma itu-itu saja, atau sepatu baru—karena saya tidak punya sepasang sepatu yang cukup untuk saya pakai 7 kali bergantian dalam satu minggu.

Tapi satu hal yang pasti; ketika kamu meninggal orang tidak akan pernah mengingat sebanyak apa harta yang berhasil kamu kumpulkan, tapi seberapa banyak waktu juga kasih sayang yang sudah bersedia kamu bagi sepanjang hidupmu—untuk mereka yang berada di sekelilingmu. Ini mungkin terbaca klise sekali, tapi saya bukanlah sedang bicara soal hidup miskin jauh lebih baik dari hidup berkecukupan. Saya sedang mencoba mengatakan bahwa hidup berkecukupan, bukanlah hidup yang harus diisi dengan limpahan barang yang sebenarnya tidak begitu berguna untuk mengisi kebahagiaan kita. 
 
Pembagian masker kepada warga di lereng g.slamet
Saya bukan manusia baik, jauh sekali dari baik. Saya masih suka membicarakan orang lain, atau masih suka membandingkan hidup saya sendiri dengan orang di sekitar saya,

Saya sangat bersyukur, karena sampai detik ini saya tidak pernah berusaha tampak keren, bila hanya untuk bisa dihargai oleh orang-orang di sekitar saya. Saya tidak perlu pengakuan dari orang-orang yang merasa hanya pantas bergaul dengan kalangan tertentu saja. Karena saya percaya, seburuk apa pun hidup saya berjalan, selama saya masih punya Tuhan, maka masih akan ada sayang yang tersisa untuk saya miliki.Tapi saya salut dengan orang-orang dibalik JFC ini,dikesibukan mereka,beradu argumen antar team,lewat bbm,wa dan line yang mereka share di timeline :) semoga Tuhan gantikan rezeki yang tak terputus untuk mereka yang mempunya ide membentuk Juventini For Care ini.
 
keg lelang dan donasi untuk alm.heru
Kemalangan yang mereka rasakan bagaimana menurut kalian?
Masih mengeluh karena macet? Atau karena baru ga jadi nikah? Duhh jadi curhat,hahahah Jadi, jangan pandai mengeluh. Karena mereka tidak akan membawamu kemana-mana, selain kepada kemalangan dan kemerosotan iman.
 
donasi untuk alm.adek bayi ini :( yg sekarang sudah di surga
Nikmat rasanya sehat belum tentu bisa mereka rasakan, Nikmat rasanya melihat hujan walau basah kuyup juga belum tentu mereka rasakan. Seberapa pun berat hidupmu, kamu tetap bisa memilih jadi pribadi yang baik. seberapa pun baik hidupmu, kamu tetap bisa memilih jadi pribadi yang buruk. Menjadi pribadi yang baik atau buruk itu pilihan. Kamu yang menentukan, bukan orang lain”
Bersyukur saja, agar Tuhan tidak akan pernah mengambil nikmat itu darimu. 
 
mereka ikut dalam aksi untuk sinabung
Manusia itu kuat, bisa kuat karena dia yakin kalau kekuatan Tuhan selalu ada bersamanya. Yuk kalau mau terus menjadi yang berguna tapi sibuk sama kerjaan kantor atau urusan lain,cek tl nya @JforCare ya 
bayangkan, karena buta kamu pasti tidak tahu seperti apa warna dunia ini—kecuali hitam tentu saja. Itu pasti membuatmu lebih sederhana dalam mengambil keputusan hidup. Tak perlu ada kebingungan saat memilih baju, tak ada kebingungan saat memilih warna dinding rumah, tak ada persoalan saat memilih wajah dari pasangan hidup kita. Kamu hanya tahu baju itu nyaman maka kamu pakai. Kamu hanya tahu, kata orang warna langit itu biru, maka kamu cat dinding rumah dengan warna itu. Walau dicat dengan warna apa pun, tak akan berpengaruh banyak bagi hidupmu.
Dan kalau kamu detik ini sangat sehat, bernapas dengan sangat baik dan bisa tersenyum karena benar merasa bahagia, bersyukurlah. uka mata lebar-lebar—karena masalah itu datang pada siapa saja. Jangan merasa jadi manusia paling malang di dunia. Malu lah, malu sama kecoa di kamar mandi yang nyaris ngga lagi bisa balikin badannya kalo udah tebalik, tapi masih aja tetep usaha banget buat bisa jalan lagi, masa kamu ngga.
donasi untuk alm vivi yg sekarang juga sudah di surga :)
Malulah sama mereka yang coba survive walau sudah di diagnosa kanker malulah sama mereka yang mencoba berjualan dijalan,daripada harus mengemis di per empatan lampu merah. Ada banyak hal untuk bisa membantu mereka kok.tinggal niatnya saja. 


Lihat berapa ribu warga Indonesia yang mengeluhkan macet tiap harinya di social media? Padahal Tuhan masih berbaik hati memberi mereka berkah mobil yang nyaman. Atau setidaknya, memberi mereka berkah untuk menaiki kendaraan umum yang ber-atap. Orang-orang disekitar saya selalu menginspirasi saya.
dan ini keg terakhir jfc yg ikut di keg donasi untuk longsor jemblung banjarnegara
Kalau pulang dari posko ke purwokerto saya selalu menemukan ibu dan anak yang sedang mengais sampah di tempat pembuangan sampah.pfttt mau ngeluh juga langsung malu sendiri.saya memang kerap sekali mengalami kejadian macam ini. Ketika saya sedang merasa tidak beruntung, entah bagaimana Tuhan selalu menegur saya langsung dengan cara-Nya. Bersyukurnya saya :')



 Timeline terakhir JFC mereka lagi ngadain donasi untuk bapaknya saudara yogi,yg sedang sakit jantung dan paru-paru :) Kalau ada yang mau donasi atau mau menyumbang,atau apapun deh :) silahkan lagsung contact mereka di 081328128861 atau di 081249549414.



Tidak ada komentar: