Kamis, 18 Juni 2015

Menolong Tanpa Pamrih, Membantu dengan Kasih


Bismillah, Assalamualaikum

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya" 
(QS Al-Maidah : 2)

SAR Muhammadiyah yang turun langsung di pencarian korban longsor Jemblung

Senja diawal bulan Sya’ban, Kamis 18 Juni 2015 lalu ditetapkan sebagai awal puasa Ramadhan 1436 H. Beberapa waktu berlalu begitu cepatnya, ada kisah, cerita dan banyak pengalaman baru yang belum tersurat.

Saya mempelajari banyak hal akhir-akhir ini. Menyelesaikan deadline tulisan saya. Mencoba memahami hal-hal yang saya tidak inginkan tapi harus terjadi di hadapan saya. Lalu, melewati kesemuanya dengan tetap menjadi diri saya sendiri. Nyatanya, tidak ada hal yang tidak bisa dilewati. Poinnya hanyalah, kamu mau melangkah melewatinya atau tidak.

Saya ingat di blog saya beberapa waktu lalu, setelah saya mengenalkan teman-teman posko Alian MDMC, kali ini saya akan menceritakan bagaimana saya merasa seketika beruntung mengenal semua orang baru yang belum saya kenal sebelumnya.

Kalau rumahmu hangat. Kalau keluargamu lengkap. Kalau kasih sayang dan perhatian yang kamu dapat bahkan mampu meluberi setiap sisi dari perasaanmu. Bersyukur lah, mari kita flashback ke kejadian bencana longsor di akhir tahun lalu yang menewaskan ratusan orang yang terkena longsor di daerah Banjarnegara. Timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda yang tersapu longsor dan yang paling memilukan adalah dampak psikologis para korban longsor.

Lokasi longsor, saya ambil beberapa hari setelah masa tanggap darurat selesai

Seberapa pun saya merasa nelangsa banget hari itu, Jumat 12 Desember 2015, hari dimana warga jemblung merasakan sakitnya kehilangan anggota keluarga yang diterjang longsor. Saya selalu punya alasan untuk bersyukur. Karena saya ingat, Minggu 14 Juni 2015 pagi, hari itu saya ditugaskan Tuhan bersama teman-teman komunitas bola untuk memberikan donasi. Karangkobar ramai, arah ke desa Alian yang terdekat dengan longsor ditutup. Saat itu saya menjadi seseorang yang datang menjenguk orang-orang sakit, bukan yang dijenguk karena saya sakit. Seseorang yang datang melayat karena banyak korban meninggal dunia akibat longsor, bukan menjadi yang dilayat. Miris melihat suasana remuk redam para pengungsi saat itu. Baru beberapa hari kemudian saya bergabung dengan team MDMC.

Saya bersama teman komunitas di bakti sosial untuk anak pengungsi longsor Jemblung


MDMC kepanjangan dari Muhammadiyah Disaster Management Center Adalah Lembaga Penanggulangan Bencana pimpinan Muhammadiyah. MDMC Sendiri bergerak dalam dalam kegiatan kebencanaan. Dengan misi meningkatkan dan mengoptimalkan Sistem Penanggulangan Bencana di Muhammadiyah http://www.muhammadiyah.or.id/

Lambang Muhammadiyah
Saya bersama relawan lain dari kota Solo

Longsor Jemblung Banjarnegara tepat di bulan Desember tahun lalu masih menjadi perhatian beberapa pihak. Bukan masalah siapa yang lebih dulu pergi atau siapa yang masih bertahan tinggal di sini. Kematian adalah apa yang pasti datang pada kita, dengan atau tanpa persiapan. Seperti longsor Jemblung yang tidak diduga sebelumnya. Disamping adanya pengungsi longsor yang biasa dan akrab disebut "penyintas" ada peran para relawan didalamnya. Relawan-relawan yang saya kenal lebih dari 3 bulan ini, mengusik saya untuk menuangkan cerita selama mengikuti kegiatan bantu-bantu di posko Alian MDMC. Saya mengenal orang-orang baru penerus Muhammadiyah yang banyak memberikan pemikiran-pemikiran untuk persyarikatan Muhammadiyah.

Bapak Drs. Muhammad Farid selaku ketua Muhammadiyah cabang Sumberejo saat itu pada tanggal 12 Desember 2015 beberapa jam setelah longsor terjadi memberikan komando kepada Bapak Zaenal Abidin, SE. Bapak Farid menurunkan KOKAM Sumberejo sebagai relawan tanggap darurat bencana longsor Banjarnegara. Dengan mengikuti dan meruntut program kerja yaitu membangun jati diri KOKAM/SAR yang kokoh sehingga mampu menjadikan KOKAM/SAR sebagai media dakwah efektif bagi kalangan pemuda maupun pemudi sebagai bagian dari sistem perkaderan pemuda Muhammadiyah yang komprehensif dan berkesinambungan. Ini terbukti dari yang saya lihat selama menjadi relawan di posko Alian.

Perhatian yang besar juga diberikan dari Ketua Wilayah MDMC Jawa Tengah Drs. Naibul Umam, M.Si. Beliau adalah dosen ditempat saya melaksanakan pendidikan sarjana di salah satu kampus swasta Purwokerto. Beliau mengirimkan support system dari wilayah untuk membantu terbentuknya posko. Beliau memberikan amanah kepada Bapak Fathul Faruq yang mewakili wilayah datang sabtu pagi. yang juga ikut berkontribusi memberikan arahan untuk struktur posko yang akan dibuat.

Bapak Umam ( ke tiga dari kiri ) bersama Bapak-bapak PDM Banjarnegara di rapat evaluasi

Setelah masa tanggap bencana selesai pada awal Januari, MDMC menjalankan program pendampingan pasca bencana selama 3 bulan. Disini saya benar-benar tahu dan ini menjadi pengalaman pertama berada di daerah bencana selama 3 bulan lebih. Sejujurnya saya tidak faham benar tentang mitigasi, psikososial, pemberdayaan ekonomi dan program pendampingan yang lain. Di posko Alian MDMC sendiri saya diberi amanah untuk mengurusi bagian keuangan dan dapur umum posko Alian MDMC. Dari program pendampingan ini saya banyak belajar tentang psikolsosial untuk menumbuhkan kembali semangat para pengungsi dan warga sekitar.

komandan posko Alian MDMC, Bapak Zaenal (kiri)
menerima donasi dari donatur pada masa tanggap darurat

 Melakukan kerjasama dengan berbagai instansi untuk mempersiapkan KOKAM/SAR sebagai lembaga bantuan gerak cepat, tanggap darurat dan memiliki akselerasi yang tinggi dalam penanganan bencana atau dalam situasi kritis. Untuk itulah KOKAM Sumberjo dan Wonosobo diturunkan untuk membantu posko Alian, dalam masa tanggap darurat maupun pasca bencana.  KOKAM Sumberejo, Wonosobo mereka terstruktur dibantu support system dari wilayah yang didatangkan dari Kudus. KOKAM sendiri kepanjangan dari Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah. Sedangkan SAR adalah Search and Rescue. Keduanya sangat berperan penting dengan terbentuknya posko Alian MDMC dalam masa tanggap darurat. Banyak ilmu yang saya dapat disetiap kegiatan dan evaluasi di posko dari pemikiran-pemikiran pemuda-pemudi Muhammadiyah ini.

KOKAM Sumberejo

Salah satu program pendampingan pasca bencana selama 3 bulan sangat mencermikan visi misi pemuda Muhammadiyah yang menjadikan gerakan dakwah amar ma'ruf nahi  mungkar, gerakan sosial kemasyarakatan dan gerakan kewirausahaan sebagai tumpuan kegiatan pendampingan para penyintas longsor jemblung dan masyarakat sekitar posko.

Saya sulit mengatakan betapa bahagianya saya saat itu. Betapa hal-hal sederhana begitu mudah membuat saya tersenyum dan tertawa lepas. Rasanya saya ingin menyimpan setiap momen dengan merubahnya menjadi kunang-kunang ke-emasan dan memasukkannya ke sebuah botol kaca. Sehingga kemudian bisa berlama-lama memandangi mereka setiap kali ingin tertidur di tengah gelapnya ruang. Mengingatnya, lalu bersyukur.


Saya bersama pengungsi korban longsor dalam acara pengajian di Desa Alian

Melihat kembali semangat para pengungsi yang mulai bersemangat menuntut pengetahuan tentang pembuatan tepung mokaf yang dikoordinatori program pendampingan pemberdayaan ekonomi oleh Mba Maulida Helmi Isnaidi S.IP. Betapa para pemudi Muhammadiyah menjalankan fungsi dan perannya sebagai kader. Kader–kader pemuda dan pemudi Muhammadiyah yang saya temui di posko MDMC ini sangat berkontribusi dibidang nya masing-masing.


Mbak Maulida bersama team pemberdayaan mendampingi Ibu-ibu penyintas

Mba Maulida konsen dibidang pemberdayaan ekonomi, dibidang lain ada juga program Mitigasi Bencana. Dibidang ini saya juga banyak mengenal orang-orang baru dari luar kota seperti Kudus, Pekalongan Batang, Wonosobo dan Banyumas. Mitigasi juga banyak menorehkan banyak program. Seperti dibentuknya Laskar Benteng Timur Desa Alian sebagai tim siaga desa penopang. Mitigasi banyak memberikan ilmu buat saya, didalam nya saya belajar tentang pengurangan resiko bencana, adanya assestment, dan kajin jitu pasca bencana. Di akhir program mitigasi kami membuat alat semacam EWS (Early Warning System) sebuah alat/sistem peringatan dini, namun alat mitigasi ini dinamakan NDOCENG “Kendo Kenceng”. Mas Lisin dari bidang mitigasi yang memberikan nama untuk alat ini.

Mas Lisin dari team mitigasi bencana melakukan survey di daerah longsor di desa lain
Alat NDOCENG ala mitigasi posko Alian MDMC

Minggu lalu saya menemui ibu-ibu binaan program pemberdayaan, semua menjadi terang ketika para penyintas mulai bisa bersinergi dengan kreatifitas-kreatifitas yang sudah diberikan. Betapa kontribusi para pemuda-pemudi kader Muhammadiyah ini sangat terlihat. Menolong tanpa pamrih, membantu dengan kasih, itulah mereka Relawan-relawan yang saya kenal setelah mengikuti program pendampingan untuk para penyintas. Disamping kesibukan mereka dengan pekerjaan sehari-hari yang ditinggalkan untuk mereka para penyintas.

Inspiratif, Ibu-ibu penyintas mengikuti pameran di Festival Jemblung Bangkit April lalu

Seperti blogtwitter atau facebookTwitter adalah lahan saya bermain dengan kata-kata, facebook adalah wadah di mana saya menulis lebih panjang dan blog adalah tempat di mana saya menuliskan hidup saya. Blog adalah sesuatu yang lebih personal. Seseorang yang membaca dan bermain ke sini atas keinginannya sendiri, bila dia merasa tidak berkenan dengan isinya dia bisa berhenti membacanya. Tidak ada paksaan. Saat ini saya senang menulis, saya sedang bersemangat menulis. Termasuk menuliskan tentang pengalaman saya di posko selama beberapa bulan terakhir ini disamping itu saya selalu memantau social media bahwa Muhammadiyah menyelenggarakan Lomba Penulisan blog untuk Muktamar47 di Makasar http://muktamar47.muhammadiyah.or.id/ yang akan dihelat Agustus mendatang. Semoga Muktamar nanti dapat memperdalam ilmu, memperluas pengetahuan dan meningkatan kecerdasan  serta mengamatkan sesuai dengan ajaran Islam.

Mari sukseskan Muktamar ke 47 di Makasar

 Ada hal yang sedemikian buruk untuk disaksikan dan ada hal yang sedemikian baik untuk disaksikan. Kamu, Tuhan memberimu hidup untuk berada di antaranya. Lalu menjadi bagian dari salah satunya. Kejadian longsor yang merenggut ratusan nyawa, dibalik itu semua ada tugas para kader-kader Muhammadiyah untuk membangun dan memupuk lagi semangat para penyintas dalam program pendampingan pasca bencana.

Simulasi evakuasi yang dilakukan tim siaga desa dampingan posko Alian MDMC

Ada hal-hal buruk yang tidak kamu inginkan tapi harus terjadi, bencana ini sudah terlewati. Tidak ada satupun orang yang menginginkan hal ini. Sampai saat ini masih ada beberapa korban yang belum ditemukan. Jika boleh meminta mungkin, tapi entahlah, saya memang sejak dulu berpikir, bahwa meninggal dunia di rumah mungkin jauh lebih baik. Tidak menunggu berjam-jam hanya untuk proses agar jenazah bisa dibawa pulang keluarga, tidak perlu menaiki ambulance bersama jenazah dan sepanjang jalan menangis sembari melihat ke luar jendela. Tidak perlu melihat di papan informasi nama yang ikut menjadi korban, dan melihat apakah kita masuk di list nama yang diketemukan, atau yang hilang. Tidak perlu melewati adegan melihat rumah, dan sudah ramai diisi oleh orang lain yang bahkan mungkin lebih dari separuhnya tidak pernah kita temui sebelumnya, saya tidak pernah mau berani memikirkan hal-hal begini.


Relawan posko Alian MDMC bersama team SAR dari BPBD Banjarnegara

Manusia kebanyakan hidup dalam angan-angannya, tidak terkecuali saya. Banyak hal yang membuat saya khawatir dan takut, banyak juga hal yang membuat saya iri juga pesimis pada diri saya sendiri. Dan itu semua bermula dari angan-angan saya tentang hari esok. Saya belum pernah menjadi relawan sampai 3 bulan, saya belum pernah ada dibagian dapur umum, tapi nyatanya semua bisa dilewatin seiring pembelajaran yang saya dapatkan. Saya banyak dibantu mereka yang berkompeten dibidang nya masing-masing. Dan mereka memaklumi saya yang sangat takut dengan ambulance ini.

         Muda, adalah waktunya manusia tumbuh. Melihat banyak kesalahan di sekitarnya, dan tidak membuat kesalahan yang sama. Muda, adalah waktunya manusia berpikir. Melihat banyak bencana di sekitarnya, dan berupaya agar tahu penanggulangannya. Pak Umam, Pak Farid, dan Pak Zaenal, dengan cara beliau masing-masing memimpin para relawan dan kader-kader pemuda Muhammadiyah bisa menjadi contoh dan cerita tersendiri buat saya, bahwa ketika kamu meninggal orang tidak akan pernah mengingat sebanyak apa harta yang berhasil kamu kumpulkan, tetapi seberapa banyak waktu juga kasih sayang yang sudah bersedia kamu bagi sepanjang hidupmu, untuk mereka yang berada di sekelilingmu yang membutuhkan bantuanmu, Ini mungkin terasa klise sekali.


       Program pendampingan pasca bencana longsor Jemblung posko Alian MDMC ini juga ikut menumbuhkan lagi pentingnya beribadah untuk setiap kaum muslimin, sebesar apapun cobaan yang tengah diberikan Tuhan kepada kita. Bidang dakwah dalam program pendampingan menggelar pengajian akbar di beberapa tempat. Psikososial juga tidak kalah pentingnya. Mas Agung yang saya temui, mejelaskan tentang penanganan psikologis anak-anak korban longsor. Psikososial membuat "Sekolah Ceria" untuk anak-anak korban longsor. Dari pemikiran teman-teman relawan di bidang psikososial yang didapatkan pemikiran perencanaan kegiatan untuk program pendampingan, yang lebih di khususkan untuk anak-anak korban longsor. Seperti pengajian rutin di TPQ, wisata ceria dll. Karena anak-anak adalah bagian terpenting dari masa depan bangsa. Semoga mereka juga bisa jadi kader penerus Muhammadiyah dan Agama Islam.

Mas Agung dari team psikososial bersama adek-adek dari Sekolah Ceria

    Akhir dari program pendampingan yang saya ikuti, para kader Muhammadiyah menunjukkan sekali lagi kredibilitas-nya untuk masyarakat, spirit yang saya lihat dari teman-teman KOAKM Sumberejo, Wonosobo, SAR Kudus maupun relawan seperti Mba Maulida dan relawan-relawan dari Banyumas dan Purwokerto dalam menyelenggarakan pentas seni yang diadakan di Alian. Pentas Seni yang diadakan awal April lalu menampilkan penampilann dari binaan relawan-relawan posko. Seni dan budaya yang bernafaskan Islan sangat kental terasa ketika dinyanyikan nya lagu Mars Sang Surya. Semua masih tergambar jelas di ingatan saya. Itu menjadi minggu terakhir kami mendampingi warga dan korban longor di posko Alian. Desa Alian pun mendadak ramai bukan karean kabar buruk kali ini. Dan saya sedang tidak berminat menulis apapun yang buruk. Malam itu keramaiannya serasa kembali pada masa-masa awal tanggap bencana, namun dengan suasana bahagia kali ini. Pementasan tari, drama dari anak-anak korban longsor, dan anak-anak dari desa Alian menjadi momen-momen yang saya nikmati. Ketika banyak anak-anak yang berkumpul, saya pun menghabiskan sebanyak mungkin waktu dengan mereka. Saya belajar menjadi seperti mereka, mencoba memahami hidup dari sisi yang lebih baik. Tersenyum selagi bias, menangisi hal menyedihkan hanya sekali saja. Semoga tidak ada lagi bencana menimpa negeri ini Tuhan. Amiiinnn...


Penampilan drama dari adek-adek Alian
Warga Alian bersama dengan penyintas di malam pentas seni

Bagaimana rasanya kehilangan seluruh anggota keluarga disaat usia sudah menua? Coba tanyakan kepada Bapak Toplani, korban longsor yang kehilangan seluruh anggota keluarganya.

Bagaimana rasanya kehilangan suami dan masih bisa bertahan diterjang longsor saat masih mengandung? coba tanyakan pada Ibu Fatimah, korban longsor yang masih bisa diselamatkan diantara gundukan tanah longsor.

Rumah Ibu Fatimah yang menjadi satu-satunya bangunan
yang masih berdiri kokoh di longsor Jemblung

Bagaimana rasanya menjadi pak Tunut, yang kakinya di pakaikan pan karena sempat terkena longsor?

Kita bisa pergi kemana-mana naik motor bersyukur, orang lain masih banyak yang harus jalan kaki karena tidak punya kendaran. Kita bisa pergi kemana-mana jalan kaki bersyukur, orang lain ada yang lagi sakit dan tidak bisa jalan.

Sholat berjamaah di ruang tengah posko adalah tombak awal disetiap melakukan kegiatan

Tapi lihat, berapa ribu warga Indonesia yang mengeluhkan macet tiap harinya di social media? Padahal Tuhan masih berbaik hati memberi mereka berkah mobil yang nyaman. Atau setidaknya, memberi mereka berkah untuk menaiki kendaraan umum yang ber-atap. Saya mau ngeluh juga jadi malu sendiri. Manusia itu hebat. Bagi mereka yang tabah, waktu selalu mampu membiasakan hal seburuk apa pun yang harus terjadi dan memang harus dihadapi.

Segala hal buruk yang terjadi, apa pun itu, kamu tidak akan pernah tahu seperti apa rasanya bila kamu tidak mengalaminya sendiri. Kamu hanya bisa bersimpati, kamu hanya bisa mengasihani, tapi kamu tidak tahu persis seperti apa perasaan seseorang yang melaluinya sendiri. Kamu tahu ceritanya, lalu membayangkan menjadi dirinya. Tapi, kamu tetap bukan dirinya.

Setiap orang akan mempunyai waktu dan masanya untuk ditinggalkan dan meninggalkan. Hal apa pun, pasti punya waktunya untuk berlalu. Tapi yakinlah, setiap kehilangan yang terjadi, akan membuatmu lebih menghargai mereka yang masih setia bertahan di sisimu sampai saat ini.

Dan kelak, kita semua pun akan berjumpa pada sebuah titik yang telah TUHAN janjikan. Titik di mana semua akan dihitung tanpa ada yang dirugikan. Membuka apa saja yang telah kamu perbuat di sepanjang hidupmu, tanpa dapat kamu tutup-tutupi. Tuhan-lah yang mengantar saya sampai di sini bersama dengan relawan lain dengan jalan dan cara Nya yang bahkan tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Tidak apa tidak ada wajah atau suara yang familiar. Terkadang kita perlu memberikan kesempatan mereka yang baru datang untuk memberi porsi kebahagiaan dalam hidup kita.

Ceria, bahagia pagi itu bersama mba Maulida dan adek-adek Alian

Saya hanya meyakini satu hal, segala yang kamu beri adalah segala yang akan kembali pada dirimu sendiri. Buruk akan kembali jadi buruk, baik akan kembali jadi baik. Kamu terkadang hanya perlu melihat lebih dekat apa yang ada di sekitarmu untuk bisa menjadi seseorang yang lebih rasional. Inspirasi bisa datang dari mana saja. Sederhanakan saja cara berpikirnya.

Menyebarkan semangat persatuan membantu seperti para relawan SAR dari Kudus dan Wonosobo, seperti KOKAM Sumberejo yang menjadi barisan depan posko Alian dan teman-teman relawan Banyumas, yang selalu berhasil membuat saya merasa lega pernah menjadi bagian dari team ini. Atau cukup dengan menulis seperti saya ini pun juga bisa. Ajak banyak orang lain untuk ikut peduli dengan cara kalian sendiri. 

Sekali lagi saya mengucapkan banyak terimakasih untuk semua hal yang saya dapatkan dari program pendampingan selama 3 bulan lebih. Semua amanah yang pernah diberikan, semua pengetahuan yang saya dapatkan semoga menjadi acuan awal bagi saya untuk bisa seperti beliau-beliau yang masih meluangkan waktunya untuk kemaslahatan umat, untuk ukhuwah islamiyah yang harus tetap dijaga dan perjuangan untuk mereka yang masih membutuhkan.

Kader penerus Muhammadiyah, ini sebagian kecil dari relawan posko Alian MDMC

Perumpamaan kaun mukminin satu dengan yang lainnya dalam hal saling mencintai,
saling menyayangi dan saling berlemah-lembut diantara mereka adalah 
seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota badan sakit, 
maka semua anggota badannya juga merasa demam
dan tidak bisa tidur.
[HR. Bukhari Muslim,sedangkan lafalnya adalah Lafazh Imam Muslim]


Minggu, 14 Juni 2015

Masa Lalu biarlah masa lalu,Marhaban Ya Ramadhan



Waktu semakin cepat atau saya yang sudah lupa hari hingga saya lupa sebentar lagi bulan suci ramadhan.  Saya yang tidak mengingat tanggal atau saya terlanjur menikmati hari.

Bulan suci ramadhan akan segera tiba, beberapa hari lagi. Ibu dan Bapak bagaimana kabarnya ya?
Sederhana, tinggal menggenggam smartphone dan mencari kontaknya beliau harusnya sudah menjadi kewajiban saya untuk mengetahui  bagaimana kabar beliau. Sedih rasanya tahun ini saya lalui penuh dengan gelombang pasang surut. Ah kalau kalian lihat saya sampai saat ini masih bisa bahagia,jalan kesana kemari, masak yang enak-enak, makan-makan enak, jangan ngelihatnya keatas terus ya,saya juga manusia biasa yang ngerasain up and down kok.
Laki2 bertanggungjawab yg saya sayangi


Bahwa ada beberapa hal yang tidak pantas disederhanakan. Salah satunya adalah kesedihan dalam hidup orang lain, hidup saya contohnya  yang jelas tidak pernah kamu lalui. Karena kamu-bukanlah-saya.

Beli tiket Jojga Balikpapan, Balikpapan Bontang sederhana, kalau memang ingin ramadhan bersama beliau. Tapi ada kalanya ada hal yang sudah tidak bisa disederhanakan lagi.

Surga ada di telapak kaki ibu, bahwa tak ada ibu waras yang akan meninggalkan anaknya, tapi akan ada banyak anak yang rela dengan senang hati berjalan jauh pergi dari ibunya sendiri. Tapi telapak itulah yang harus kau temukan pertama kali, setiap kali kau pergi. Tentu saja Tuhan Maha Tahu, itu kenapa dia menulis kalimat itu sebelum kita diciptakan.

LOVELY BUNDAAA

Sebelum ibumu jadi sosok yang harus kau ingat-ingat, sayangilah ia—jangan pergi jauh dari pandangannya. Kita hanya punya 1 hidup, dan kita pun hanya lahir dari 1 rahim. Siapa tahu saja ingatanmu hilang di bagian itu. Menjadi seorang ibu juga akan menjadi kebahagiaan tersendiri, tunggu saja waktunya

Ramadhan sudah nyaris sampai, hati saya pun seluruhnya nyaris kosong. Saya banyak sekali mengingat hal-hal yang sudah lewat. Mungkin ini karena hal-hal berat yang saya lalui. Dan saya harus melewati ramadhan tanpa Ibu dan Bapak, dan menghadapi seluruh dari sisa idul fitri dengan jomblo bahagia lagi,hahahah.

Beberapa hari lalu saya sowan kerumah teman seposko saya, berada di dapur rumahnya serasa ada di ruangan lain yang hangat. Sama halnya kehangatan yang saya rasakan ketika bapak, ibu, mbak lis dan cucu cucunya berkumpul. Kehangatan yang tidak bisa dibeli dengan nilai mata uang apapun. Bercengkrama satu sama lain, membuat suasana menjadi hangat dengan candaan-candaan saya. Yah hanya itu yang saya bisa dibalik semua beban yang berat, seberat apa juga jadi ringan sih sekarang karena Allah bersama saya.
ini dapur tapi kaya ruangan keluarga :) hangat

hal lain yang saya sadari adalah, bahwa di tengah kenyataan hubungan saya dengan orangtua yang jauh, dan sejak remaja harus tinggal jauh dari mereka—bahkan tinggal di pulau yang cenderung bebas, tidak lantas membuat saya memilih hidup menjadi manusia yang tidak bertanggung-jawab. Tuhan mengirim banyak tangan yang membantu saya terus berjalan. Dan saya menikmatinya.

Well, seperti yang kita tahu, berapa juta aja coba anak muda zaman sekarang yang mengatas-namakan kurang kasih sayang dari orang tuanya, lantas jadi pecandu narkoba, bodoh di sekolah, dan memilih jadi manusia tidak berguna. Saya akan bertanggungjawab dengan pilihan saya yang salah kemarin-kemarin.
Jadi tidak ada alasan untuk tidak menjadi yang terbaik yang kamu bisa, hanya karena kamu sedang menjalani hal yang tidak kamu sukai.Sejujurnya saat ini saya diposisi yang tidak saya sukai. Pandanglah segala sesuatu dari sisi yang terbaik. Tuhan, Ia tak pernah luput melihat apa yang kamu kerjakan di dunia ini. Hitungan-Nya, selalu adil. Cinta-Nya, selalu yang paling nyata.

Minum? Narkoba? Overdosis? Percobaan bunuh diri? Well, yang seperti itu pernah terjadi di hadapan mata saya sendiri. Bunuh diri,koyoe wis beberapa kali dan ga matik,wkwkwk Dan isinya hanya kekosongan. Saya tidak pernah menganggap ini semua sebagai kemalangan, Tuhan begitu baik pada saya. Dia menunjukkan dengan jelas mana yang salah dan yang benar, walau melewatinya tidak mudah, setidaknya saya tidak perlu melakukan hal bodoh macam itu. Dikecewakan dan tidak menerima penjelasan? Saya juga sudah kenyang. Jadi kalau ada pria yang pernah berpikir, berhasil membuat saya patah hati. Percayalah, rasa sakit patah hati tidak ada apa-apanya dibanding patah hidup. Tapi betapa pun hal itu pernah mengganggu saya, membuat saya depresi dan jadi anak kecil yang aneh sewaktu saya kecil. Saya tidak pernah mau membiarkan diri saya, menjadi seseorang yang tumbuh tanpa mampu percaya pada siapa pun.
 
selalu rame dapurnya temen seposko saya ini :) bahagia
Memiliki kelemahan bukanlah dosa, pernah melewati hal buruk juga bukanlah cela. Bulan suci ini semakin mematangkan saya dengan pilihan yang saya jalani sekarang. Saya bahagia dengan hal yang saya yakini dan jalani saat ini.Saya harus kuat dan akan tetap kuat
Percayalah, tak akan ada kebahagiaan yang mampu bertahan lama, bila kebahagiaan itu kamu dapat dari mencuri senyum milik orang lain.
Percayalah, tak akan ada kebaikan yang mampu bertahan lama, bila kebaikan itu datang dari keburukan yang ditutup-tutupi. Halo, semoga kamu dimaafkan sama Tuhannya saya ya
Kalau kamu pernah merasa hebat, setelah berhasil menjatuhkan dan mematahkan hati orang lain.Selamat ya,semoga Tuhan maafin kamu di bulan suci ini

Saya berusaha memberi diri saya sendiri waktu untuk sembuh, dibanding saya harus meluap-luapkan perasaan saya di social media, atau bahkan di telinga sahabat saya sendiri. Saya masih punya Tuhan, dan saya tahu Dia sanggup menerima keluhan apa pun dari saya, setidaknya 5 waktu dalam sehari.

Tapi hey, segalanya saat ini hanyalah berlabel kemarin. Tanpa embel-embel kecewa atau sakit hati. Segalanya hanyalah kemarin dan mengingatnya tidak lagi sesakit dahulu. Saya menyadari betul bahwa segala hal yang terjadi adalah tanggung jawab saya sepenuhnya. Kalau pun ada yang harus saya salahkan, itu adalah diri saya sendiri. Kalau saya sempat merasa kesal, marah atau sakit hati, itu adalah bagian Allah untuk dapat memperhitungkannya dengan keadilan-Nya sendiri. Membalas, atau hitung menghitung bukanlah kapasitas saya.
holiday with babeh dan bunda

Tidak ada kalimat yang sempurna, seperti tidak ada keputusan yang sempurna. Dan saya rasa, pun tak ada manusia yang mampu sempurna memaafkan dan melupakan. Tetapi, biarkan segala yang masih tersisa tinggal menjadi harta karun yang justru membuat diri kita sendiri semakin kaya. Selamat menyambut bulan suci ramadhan , semoga kita semua bisa memanfaatkan moment bulan yang suci ini.maaf lahir dan bathin dari saya ya :)